TUGAS
TERETRUKTUR
PENGGEREGAJIAN
DAN PENGERINGAN KAYU
PENGERINGAN KAYU
DENGAN TEKNOLOGI RADIASI MATAHARI
NAMA MAHASISWA :
ALFIUS
JONI ( G01110007 )
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
BAB 1
PENDAHULUAN
Pengeringan secara radiasi matahari adalah proses pemakaian panas
dan pemindahaan air dari bahan yang
dikeringkan yang berlangsung secara serentak bersamaan.Dasar pengeringan adalah
terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara
udara dengan bahan yang dikerinngkan.Dalam hal ini kandungan uap air udara
lebih sedikit atau udara mempunyai kelembaban nisbi yang rendah sehingga
terjadi penguapan.
Kemampuan udara membawa
membawa uap air bertambah besar jika perbedaan antara kelembaban nisbi udara
pengering dengan udara sekitar bahan semangkin besar.Salah satu faktor yang mempercepat proses pengeringan adalah
kecepatan angin atau udara yang mengalir.Udara yang tidak mengalir menyebabkan kandungan uap air disekitar bahan yang dikeringkan semangkin jenuh
sehingga proses pengeringan semangkin terhambat.
Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air dalam bahan sampai batas
perkembangan organisme dan kegiatan enzim yang menyebabkan pembusukan terhambat
atau bakteri berhenti sama sekali sehingga kayu yang diawetkan mempunyai
kualitas yang baik,sehingga mudah
dalam pengolaahannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeringan ada dua yaitu:faktor
yang berhubungan dengan udara pengering seperti suhu,kecepatan aliran udara
pengering,dan kelembaban udara.sedangkan faktor yang berhubungan dengan sifat
kayu yang dikeringkan berupa ukuran bahan,kadar air awal,dan tekanan parsial
bahan.
Suhu yang semangkin tinggi dan kecepatan aliran udara pengering
semangkin cepat akan mengakibatkan proses pengeringan semangkin cepat.semangkin
tinggi suhu udara udara pengering
semangkin besar energi panas yang dibawa udara,sehingga semangkin banyak
Kelembaban udara berpengaruh terhadap proses pemindahan uap
air,apabila kelembaban tinggi,maka perbedaan tekanan uap air didalam kayu dan diluar kayu sehingga peroses
pengeringan terhambat.
Pengeringan Dengan Menggunakan Tanur Tenaga Matahari
Pengeringan
tanur dilakukan di Amban Manokwari dan penimbangan dilaksanakan
di
Laboratorium Teknologi Hasil Hutan UNIPA Manokwari. Pengeringan dengan
menggunakan
tanur tenaga matahari dimulai tanggal 1 Mei 2006 sampai dengan 5 Juni
2006.
Proses
pengeringan sampel atau contoh uji pengeringan adalah sebagai berikut :
-
Sampel yang telah dipotong sesuai ukuran di Laboratorium Teknologi Hasil
Hutan,
ditimbang berat awalnya dan diberi nomor pada sampel yang akan
dikeringkan.
-
Selanjutnya contoh uji yang akan dikeringkan ditumpuk horizontal dalam ruang
pengeringan.
Pada proses pengeringan menggunakan ganjal dengan ukuran
tebal,
lebar dan jarak antar ganjal yang sama. Menurut Peck (1956) dalam
Malau
(1996), tebal ganjal yang umum digunakan untuk kayu daun lebar adalah
2
cm.
Pengeringan Dengan
Menggunakan Tanur Tenaga Matahari
Pengeringan tanur
dilakukan di Amban Manokwari dan penimbangan dilaksanakan
di Laboratorium
Teknologi Hasil Hutan UNIPA Manokwari. Pengeringan dengan
menggunakan tanur
tenaga matahari dimulai tanggal 1 Mei 2006 sampai dengan 5 Juni
2006.
Proses pengeringan
sampel atau contoh uji pengeringan adalah sebagai berikut :
-
Sampel
yang telah dipotong sesuai ukuran di Laboratorium Teknologi Hasil
Hutan, ditimbang
berat awalnya dan diberi nomor pada sampel yang akan
dikeringkan.
-
Selanjutnya
contoh uji yang akan dikeringkan ditumpuk horizontal dalam ruang
pengeringan. Pada
proses pengeringan menggunakan ganjal dengan ukuran
tebal, lebar dan
jarak antar ganjal yang sama. Menurut Peck (1956) dalam
Malau (1996),
tebal ganjal yang umum digunakan untuk kayu daun lebar adalah
2
cm.
BAB 11
PEMBAHASAN
Menurut LIKI LAHIDU
dalam penelitiaanya:PENGERINGAN KAYU DENGAN TENAGA MATAHARI PADA 3(TIGA) JENIS
KAYU KPMERSIL ASAL PAPUA.Di bawah bimbingan Leo Maturbongs ,sebagai pembimbing
utama dan Yosias Gandhi sebagai pembantu pembimbing.Hasil penelitian menunjukan bahwa pada ketebalan 2 cm kecepatan
penurunan kadar air kayu syzygium sp
sebesar 1,94% per hari,kayu Dillnea sp sebesar 3,80% per hari dan
kayu arthocarpus communis
J.R&G forest sebesar 3,03%/hari.pada ketebalan 4 cm,kecepatan
pengeringan kayu artocarpus communis J.R&G Forest lebih besar dari kayu Dillnea
sp dan syzygium sp
dengan nilai kecepatan pengeringan sebesar 4,58%/hari kemudian diikuti
aleh kayu Dillnea sp dengan nilai sebesar 3,83%/hari dan yang
terkecil yaitu kayu syzygium sp sebesar
1,81%/hari.Pada ketebalaan 6cm,kayu Arthocarpus
communis J.R&G mempumyai kecepatan pengeringan terbesar yaitu
5.06%/hari diikuti kayu Dillnea sp
sebesar 3,55%/hari dan kayu Syzygium
sp dengan kecepatan pengeringan terkecil 1,64%/hari.
Penyusutan dari segar kekering udara,kayu Syzygium sp pada arah tangensial sebesar 3.80%,arah radial sebesar
1,56% dengan nilai ratio T/R ratio sebesar 2,47.Pada kayu Dillnea sp ,penyusutan arah tangensial sebesar 4,28% dan arah
radial sebesar 1,66% dengan ratio T/R sebesar 2,89%.Pada kayu Arthocarpus comunnis J.R&G Forst
pada arah tangensial sebesar 2,14% dan arah radial sebersar 0.95% dengan nilai
ratio T/R sebesar 2,27.Penyusutan dari kering udara ke kering oven pada kayu Syzygium sp sebesar 4,01% pada arah
tangensial dan pada arah radial sebesar 2,42% dengan nilai T/R rasio 1,66%.Pada
kayu Dillnea sp penyusutan arah tangensial sebesar 4.40% dan arah radial sebesar 2,22%
dengan nilai T/R rasio 2,06%.Pada kayu Arthocarpus
communis J.R&G Forst penyusutan pada arah tangensial sebesar 2,91% dan
arah radial sebesar 1,97% dengan nilai T/R rasio sebesar 1,51%.
Bentuk-bentuk cacat yang
terjadi setelah proses pengeringan pada kayu Syzygium sp adalah retak,pecah tertutup,lengkung dan perubahan warna.Cacat
yang terjadi pada kayu Dillnea sp
yaitu retak,pecah tertutup,lengkung ,membusur,mencawan,memuntir dan perubahan
warna.Pada kayu Arthorcarpus communis
J.R&G Forst cacat atau kerusakan yang terjadi setelah proses pengeringan
yaitu retak,mencawan dan perubahan warna.
KESIMPULAN
Manfaat pengeringan kayu
Pengeringan kayu adalah proses penurunan kadar air kayu sampai mencapai kadar air lingkungan
tertentu atau kadar air yang sesuai dengan kondisi udara dimana kayu tersebut
ditempatkan(Tsoumis,1991).Pada umumnya dalam pengunaannya, kayu haarus
dikeringkan terlebih dahulu.Alasan dilakukannya pengeringan kayu antara lain:
1.Penyusutan pada produk yang mengunakaan kayu yang dikeringkan akan
berkurang,pembengkokan dan belah ujung dapat dihindarkan.
2.kayu terlindung dari jamur pembusuk dan jamur pewarna,sehingga
kayu akan lebih awet.Tingginya temperatur pada pengeringan tanur membunuh
insekta dan jamur yang dapat hidup dalam kayu.
3.pengeringan menghasilkan kekuatan yang tinggi,dengan asumsi tidak
terjadinya cacat khususnya belah ujung.Selain itu ,kuat pegang paku terhadap
kayuakan meningkat.
4.Meningkatkan kualitas hasil pengecatan dan proses pengerjaan akhir.
5.Berat kayu berkurang sehingga biaya transfortasi bisa lebih murah.
SARAN
Dalam penelitian ini perlu
dikembangkan lagi karena penelitian ini masih sangat sederhana,sehingga perlu
penelitian lanjutan dalam peroses pengeringan kayu dengan metode yang dilakukan
oleh Liki lahidu,masih banyak mengalami kerusakan trutama retak dan pecah.
DAFTAR PUSTAKA
Lahidu,lak i.2007,Pengeringan Kayu dengan Tenaga Matahari Pada 3(Tiga)
Jenis Kayu Komersil Asal Papua,Skripsi Universitas Papua
Manokwari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar