TUGAS
TERSTRUKTUR
FISIKA
KAYU
Disusun oleh :
Tri Wibowo G01110108
Desi Ratna Sari G01110057
Hansen G01110086
Adi Kasman G01110054
Christoporus G G01110049
Sri mulyati H. P. G01110059
Alfius joni G01110007
Johan G01110098
Karina G01110106
Habibi G01110088
Wiri P. G01110102
Sarman G01111000
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2012
Kata Pengantar
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan segala rahmat,
petunjuk dan karuniaNya, akhirnya makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan
pembelajaran bagi mahasiswa (i) terkhusus bagi penulis. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima
kasih kepada orang tua, teman-teman dan Dosen Pembimbing yang telah memberikan
masukan serta suport padapenulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat
waktu.
Makalah
ini dibuat sedemikian rupa agar mahasiswa (i) lebih mudah mempelajari dan
memahami isi pembahasan yang ada didalamnya. Makalah ini memberikan pemahaman
tentang Sifat-sifat Fisika Kayu Lainnya. Semoga setelah membaca dan memahami
isi makalah ini diharapkan mahasiswa(i) dapat mengaplikasikan didalam kehidupan
sehari-hari
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat, jika ada kesalahan dalam penulisan kata atau
materi mohon kritikan dan saran yang bersifat membangun.
Pontianak,
10 Desember 2012
Penulis
Daftar Isi
Kata
Pengantar ..................................................................................
i
Daftar
Isi ..........................................................................................
ii
BAB
I
Pendahuluan
.....................................................................................
1
1.1.
Latar Belakang ....................................................................
1
1.2.
Rumusan Masalah ............................................................ 1
1.3.
Tujuan ................................................................................
1
BAB
II
Pembahasan
......................................................................................
2
2.1. Kualitas Kerja Kayu ...........................................................
2
2.2.
Sifat Permeabilitas Kayu ................................................... 5
2.3. Sifat Sifat Kayu Sebagai Sirekat
........................................ 6
BAB
III
Penutup
..............................................................................................
10
3.1.
Kesimpulan .......................................................................
10
3.2.
Saran .................................................................................
10
Daftar
Pustaka ...................................................................................
11
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kayu
merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan produk sesuai dengan
kemajuan teknologi. Kayu memiliki sifat yang tidak dapat ditiru oleh
bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian,
memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu, dimana sifat ini penting dalam
industri pengelolaan kayu. Pengetahuan sifat tersebut tidak saja digunakan
untuk memilih jenis kayu yang tepat sesuai dengan penggunaan, akan tetapi dapat juga dipilih kemungkinan
penggantian jenis kayu yang lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit
didapat secara berkelanjutan atau karena terlalu mahal. Sifat kayu yang
berpengaruh pada kualitasnya adalah sifat anatomi, sifat fisika, sifat mekanika
dan sifat kimia
.
1.2. Rumusan
masalah
1.2.1. Apa
yang dimaksud dengan sifat fisik kayu
1.2.2. Mengapa
sifat fisik pada kayu sangat berpengaruh pada penggunaannya
1.3. Tujuan
1.3.1. Pembaca
dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan sifat fik kayu
1.3.2. Pembaca
dapat memahami mengapa sifat fisik pada kayu berpengaruh pada penggunaannya
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
KUALITAS KERJA KAYU
Dalam
memilih sutu jenis kayu untuk suatu tujuan tertentu, sifat mudah atau sukarnya
kayu untuk di kerjakan, working qualities dapat merupakan faktor yang penting,
terutama apabila mengunakan peralatan tangan
Walau
pun belum ada suatu cara pengujian yang
dapat dipergunakan untuk menentuan
kualitas kerja kayu, berdasarkan pengalaman serta data yang dapat dikumpulkan, maka
penggolongan kualitas kerja dapat dilakukan
menurut cara mengeregerjakan kayu dengan mesin yang berbeda-beda, umum
perbandingan kualitas kerja didasarkan pada kualitas muka kayu yang di peroleh, yang merupakan
kriteria utama apabila kayu dikerjakan dengan mesin, jika kualitas permukaan kayu
yangdiolah bagus dan rapi, maka kualitas kerja nya tinggi dan sebaliknya jika
permukaan kayu yangdiolah tidak rapi, berserabut, maka kualitas kerjanya jelek.
Kualitas
secara umum dapat didefenisikan sebagai suatu ukuran ciri-ciri kayu yang
mempengaruhi sifat produk-produk yang dibuat daripadannya. Defenisi kualitas
yang lebih tepat mungkin sukar untuk dipahami, karena sifat-sifat penting kayu
yang digunakan untuk satu produk sering berbeda dengan sifat-sifat produk
lainnya. Dalam satu hal kualitas mungkin diukur dalam hal kerapatan,keseragaman
lingkaran tumbuh, persen kayu bebas mata kayu.sedangkan dalam hal lain
sifat-sifat seperti proporsi kayu akhir, hasil selulosa, dan perbandingan
antara serat dan pembuluh mungkin merupakan petunjuk kualitas yang utama. Larson(1969)
memberikan pandangan dalam hal kualitas kayu ketika ia menulis, “Selama
pembentukan kayu, banyak faktor-faktor didalam dan diluarpohon yang mengakibatkan variasi dalam tipe, jumlah, ukuran, bentuk, struktur
fisik, dan susunan kimia elemen-elemen kayu. Kualitas kayu adalah penggolongan
yang bebas dalam variasi-variasi dalam elemen-elemen kayu ketika dihitung, diukur,
ditimbang, dianalisis, atau dinilai untuk sejumlah tujuan khusus, karena kualitas
kayu adalah suatu konsep”.
Meskipun
konsep kualitas sukar untuk diterangkan secara tepat, beberapa faktor
mempengaruhi kecocokan kayu untuk berbagai tujuan, faktor-faktor yang
mempengaruhi kecocokan kayu untuk berbagai tujuan, Faktor-faktor ini meliputi
kerapatan, keseragaman lingkaran tumbuh, kelurusan serat, proporsi kayu teras
persen kayu batang bebas cabang,kelurusan serat, persen pembuluh (dalam kayu
teras), dan terdapatnnya kayu juvenil dan kayu reaksi.
2.1.1.
kerapatan
Kerapatan kayu adalah faktor penentu
yang utama untuk kekuatan dan hubungan kekeuatan/kerapatan adalah langsung. Measkipun
spesies dengan kerapatan tinggi lebih disukai apabila diperlukan kekuatan
tinggi, haruslah disadari bahwa kerapatan
sangat bervariasi dalam satu spesies.
Spesies yang menghasilkan kayu dengan kerapatanrelatif
rendah atau sedang sering lebih disukai sebagai bahan baku pembuatan pulp dan
kertas daripada spesies yang menghasilkan kayu dengan kerapatan tinggi. Namun
mangkin tinggi kerapatan (atas dasar
berat kering tanur) makin tinggi hasil pulp dari volume yang telah ditentukan.
2.1.2.
Keseragaman
Keseragaman laju pertumbuhan mempunyai pengaruh terhadap struktural kayu dan variasi kerapatan
didalam di antara lingkaran-lingkaran tumbuh. Larson,(1967-1969) menunjukan
bahwa tidak adanya keseragamaaan
merupakan salah satu masalah kualitas kayu yang terbesar terhadap semua industri
pemakai kayu. Dalam pembuatan pulp dan kertas, misalnya, kayu yang rapat secara
tidak seragam dapat mengakibatkan
kerugiaan dari terlalu masaknya komponen dan atau kurang masaknya komponen yang
lain. Pengunaan bahan yang seragam, dipihak lain, menambah kemungkinan untuk
memproduksi kertas yang berkualitas tinggi secara seragam. Keseragaman struktur
kayu didalam dan diantara lingkaran-lingkaran tumbuh banyak ditentukan oleh
laju pertumbuhan dan kondisi pertumbuhannya.
2.1.3.
Proporsi kayu Teras
Pada produk-produk kayu utuh tertentu, pororsi kayu teras adalah penting. pada
produk-produk yang dirancang untuk pengunaan ditempat-tempat dimana serangga
dan pembusukan merupakan masalah yang potensial, ketahanan terhadap
serangan organisme perusak kayu
mempengaruhi secara nyata nilai kayu.
2.1.4.
Panjang Serat
Panjang serat mempunyai pengaruh terhadap
sejumlah sifat pulp dan kertas, termasuk ketahanan sobek dan kekuatan tarik, lipat,
dan jebol.
2.1.5.
Mata Kayu
Dari segi produksi kayu bulat gergajian
dan kayu bulat finir, ukuran dan banyaknya mata kayu merupakan aspek tunggal
yang penting mengenai kualitas kayu. Mata kayu sangat mempengaruhi kenampakan
dan kekuatan, dan karena inilah terdapatnya mata kayu merupakan faktor utama
dalam penentuan kelas kualitas kayu bulat dan kayu gergajian. Harris dkk,(1976)
mencatat kepentingan kombinasi kerapatan dan mata kayu pada kayu gergajian menyarankan bahwa perkembangan mata kayu-mata
kayu yang besar dapat diimbangi oleh naiknya kerapatan, berkerja dengan pinus radiata, mereka menghitung bahwa
keteguhan lengkung dapat dipertahankan meskipun garis tengah mata kayu naik 60%
jika kenaikan yang relatif sedang 10%
dalam kerapatan juga dicapai. Perkerjaan ini jelas menunjukan pentingnya
kerapatan pada kekuatan tetapi melukiskan pengaruh yang besar dari mata kayu.
2.1.6.
Arah Serat
Arah serat yang tidak sejajar sumbu
panjang batang sering mengakibatkan
kemiringan sert dalam produk-produk yang dibuat, dapat menurunkan kekuatan kayu
secara drastis. Arah serat semacam ini juga berpengaruh secara merugikan
terhadap sifat-sifat pengerjaannya dengan mesin dan terhadap khuluk perubahan
dimensi yang disebabkan oleh kelembaban.
2.2.
SIFAT PERMEABILITAS KAYU
Sifat
permeabilitas di maksudkan untuk menyatakan laju atau kecepatan pergerakan gas
atau cairan pada kayu an penting untuk masalah yang berhubungan dengan
pengawetan kayu dan pulping, dimana cairan harus dimasukan kedalam kayu, atau
pada pengeringan dimana pengeluaran air dan dan kapiler dari dalam kayu merupakan masalah utama. Permeabilitas
kayu berhubungan dengan ukuran lintasan yang akan dilewati cairan atau gas yang
bersangkutan .
Permeabilitas
arah longitudinal atau memanjang pada kayu konifer adalah 0,001-450 cc/sec.cm2.atm/cm
dan pada daun lebar 0.001-4500 cc/secc.cm2.atm/cm. Sedangkan permeabilitas pada
arah lateral sangat kecil dibandingkan memanjang, pada arah radial
permeabilitas sedikit lebih besar dari arah tangensial, pada kayu daun lebar
Permeabilitas
dari struktur kayu poros itu sangat mempengaruhi penetrasi bahan cair. oleh
karena itu kayu merupakan suatu bahan berserat atau fibrous yang
strukturnya serupa dengan kumpulan sedotan (jerami), yang sejajar, porositasnya
beragam sesuai dengan orientasai serat. Pada arah sejajarserat ( sumbu panjang
serabutnya ), cairan merembes sangat dalam sehingga mencapai ujung serat. Karena adanya penestrasi sejajar serat yang
lebih muda, ini mengakibatkan sulit mencegah penestrasi cairan yang berlebihan
bila kita sedang melakukan perekatan pada ujung serat. Kemudian pada arah
melintang serat, penetrasi cukup tertahan karna diding melintang pada sel
serabut dan terjadi pada setiap sekitar 1/20 mm.
Pada
kayu daun lebar permebilitas dari pembulu dan serabutnya sangat berbea. Pembulu
yang tidak memiliki dinding ujung, dapat menyebabkan cairan merembes jauh sekali ( tanpa batas ).
Namun sel lainya yaitu serabut memiliki nokta yang sangat kecil yang saling
berhububgan dengan suatu sekat diaphram nokta yang sulit. Jadi, baik udara
maupun cairan tidak dapat dengan mudah berpenestrasi atau merembes melintasi
sebagian besar serabut kayu keras ( daun lebar ), meskipun sejumlah kayu keras
memiliki jari-jari yang besar membantu penestrasi lateral pada arah radial.
2.3.
SIFAT-SIFAT KAYU SEBAGAI SIREKAT
Selain pengaru pada faktor permukaan
bahan yang akan di lekat, faktor-faktor lain yang berpengaru terhadap kualitas
perekatan terhadap produk kayu antara lain adalah sifet-sofetkayu itu sendiri, terutama
berat jenis, porositas, kadar air, perubahan demensi, dan rambatan panas.
2.3.1.
Berat jenis kayu
Berat jenis kayu adalah satu sifat
fisika kayu yang pling penting, kebanyakan sifat mekanik kayu sangat
berhubungan dengan berat jenis dan kerapatan. Di dalam bahasan-bahasan umum
istilah berat jenis dan kerapatan sering digunakan secara campur aduk. Namun,
seperti akan dibahas kemudia, istilah-istilah ini mempunyai arti yang tepat dan
berbeda meskipun keduanya mengacu pada konsep yang sama. Kekuatan maupun kekakuan
kayu naik dengan berat jenis. Hasil pulp per satuan volume secara langsung
berhubungan dengan berat jenis. Ciri penyebaran
panas kayu naik dengan berat jenis seperti halnya panas per satuan
volume yang dihasilkan dalam pembakakaran. Kelakuan penyusutan dan pengembangan
kayu juga terpengaruh, meskipun hubungannya tidak secara langsung seperti
halnya sifat-sifat kekuatan.
Kayu adalah bahan terdiri atas sel-sel. Strukturnya
terdiri atas sel tersebut memberikan kayu banyak sifat-sifat dan siri-cirinya
yang unik.Kerapatan kayu berhubungan langsung dengan porositasnya, yaitu
porporsi volume rongga kosong.Sekeping
kayu segar pine dengan kerapatan
23,4 pon bahan kayu kering/kaki kubik kira-kira 25% bahan dinding sel dari 75%
rongga (terutama rongga sel)menurut volumenya. Sebaliknya white oak dengan
kerapatan 46,8 pon kering/kaki kubik mempunyai volume rongga kira-kira 50%. Apabila membicarakan
kerapatan kayu, sangat membentuk untuk
membayangkan volume rongga yanga ada hubungannya dengan dengan itu. Orang
dapat memahami mengapa suatu balok yang
berisi 50% volume rongga akan bertahan
terhadap pemampatan jauh lebih besar daripada suatu balok dari spesies yang berbeda dengan 75% rongga.
Sifat-sifat fisikomekanik kayu
ditentukan oleh tiga ciri: (1) porositasnya atau ptoporsi volume rongga, yang
dapat diperkira dengan mengukur kerapatannya; (2) organisasi struktur sel, yang
meliputi struktur mikro dinding sel dan variasi dan proporsi tife-tife
sel-organisasi struktur sel terutama
merupakan fungsi spesies; dan (3) kandungan air.
Dua ciri fisik, kerapatan dan berat
jenis digunakan untuk menerangkan massa suatu bahan per satuan volume. Kerapatan
didefenisikan sebagai massa atau berat per satuan volume. Ini biasanya
dinyatakan dalam pon per kaki kubik atau kilogram per meter kubik (dalam satuan
internasional satuan pon adalah satuan massa ,bukan gaya). Berat jenis adalah
perbandingan berat jenis bahan dengan berat jenis air.
2.3.2.
Porositas
Hubungan langsung antara proporsi volume
rongga dalam kayu (porositas) dan kerapatan terjadi karena kerapatan zat kayu
kering kira-kira sama untuk setiap spesies. Yaitu, apabila potongan-potongan
zat dinding sel bebas rongga diambil dari spesies dengan kerapatan basswood,
diuji berat jenisnya, dan dibandingkan dengan hasil-hasil pengujian serupa dari
suatu kayu yang rapat seperti hickory, kedua nilai berat jenis hampir sama.
Porositas kayu di tentukan oleh arah
serat kayu,dimana kayu dengan potongan melintang memiliki porositas yang lebih
besar dari pada potongan radial atau tangensial. pada kayu dengan porositas
yang tinggi, inobilitas perekat akan tinggi pula karena perekat dapat masuk
kedalam kayu melalui serat dan pembuluh-pembuluh sepanjang serat kayu. Dengan
demikian kayu dengan porositas tinggi memerlukan jumlah minimum perekat yang
ditaburkan lebih besar dengan kayu-kayu porositas rendah, disamping itu
porositas kayu ikut berperan dalam menentukan formulasi perekat yang digunakan (dalam
hal ini bahan pengisi perrekat).
Porositas kayu keras dan kayu lunak memepunyai variasi yang sangat
besar, yang berpengaruh nyata terhadap aliran perekat didalam kayu.
2.3.3.
Kadar Air dan Perubahan Dimensi
Kadar air merupakan perbandingan antara
berat substansi air yang ada didalam kayu dan berat substansiair itu sendiri.
Perubahan dimensi yang menyerupai perubahan kadar air didalam kayu mempunyai
pengaruh yang besar terhadap kualitas perekatan. Pada kayu yang mengalami
pengembangan dan penyusutan, peningkatan tekanan dapat menyebabkan patahnya ikatan perekatan.
Kemungkinan patah itu sangat besar pada batas potongan kayu, jika kayu direkat
dengan bidang yang berlainan misalnya arah radial dan tangensial. Beberapa
spesies kayu memeliki tingkat elastisitas yang tinggi sehingga dapat meneruskan
takana pada pemukaan bidang yang berlainan tanpa menimbulkan kerusakan. Namun,
jika tekanan yang diterima kedua kayu dengan koefisien susut yang berbeda cukup
besar, maka kerusakan tidak dapat dihindari.
2.3.4.
Rambatan Atau Ekspansi Panas
Kayu merupakan suatu insulator yang baik
dan suhunya berubah secara perlahan, oleh karnanya, pengaruh perambatan panas
pada ikitan perekatan kurang diperhatikan. Pada searah sejajar serat, secara
termal, kayu stabil namun melintang secara ekspansi termalnya sama atau lebih
besar dari logam dan sejumlah plastik. Perbedaan ekspansi sehubungan dengan
perbedaan arah serat dapat menimbulkan stres tambahan pada garis perekatan pada
kayu.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dalam
memilih suatu jenis kayu untuk suatu tujuan tertentu sifat sukar atau mudahnya
kayu dikerjakan merupakan faktor yang penting, terutama apabila mengunakan
peralatan tangan. Kualitas kayu di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti
kerapatan, keseragaman lingkaran tumbuh, kelurusan seratdan persen pembuluh (dalam
kayu teras).
Sedangkan
sifat permeabilitas kayu berhubungan dengan kecepatan atau pergerakan gas atau
cairan pada kayu dan penting untuk masalah yang berhubungan dengan peengawetan.pada
kayu daun lebar, permeabilitas dari pembuluh dan serabutnya sangat berbeda, pembuluh
yang tidak memiliki dindin ujung dapat menyebabkan cairan merembes jauh sekali,
permeabilitas arah longitudinal pada kayu daun jarum berbeda dengan kayu daun
lebar,dimana pada kayu daun lebar permeabilitasnya agak besar. Sedangkan
permeabilitas pada arah lateral sangat kecil bila dibandingkan arah memanjang, dan
pada arah radial permeabilitas sedikit lebih besar dari pada arah tangensial.
Selain pengaruh faktor permukaan bahan yang
akan direkat, faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kualitas
perekatan terhadap produk kayu antara
lain adalah sifat-sifat fisik kayu itu sendiri, terutama berat jenis, porositas,
kadar air, perubahan dimensi, dan rambatan panas.
3.2.
Saran
Dengan
adanya pembahasan sifat fisika kayu lainnya,di harapkan dapat membantu pembaca
dalam memahami konsep ini. walaupun materi yang disajikan masih terbatas dan
kurang lengkap, diharapkan kepada pembaca untuk mencari buku-buku refrensi yang
lain yang berhubungan dengan sifat fisika kayu lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Haygreen
dan Bowyer, 1989. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu Suatu Pengantar. Fakultas
Ke-hutanan Universitas Gadjah Mada,Gadjah Mada University Press.Yogyakarta
2. Usman,
F., 2006. Mengenal Sifat Fisika Kayu. Buku Ajar Fakultas Kehutanan
UNTAN. Pontianak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar